Sabtu, 17 Januari 2015

Asrama

Jauh dengan orangtua mungkin hal yang menyedihkan. Hal itulah yang kurasakan ketika aku lulus SMP. Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan pergi meninggalkan kota asalku demi cita - citaku bersekolah di Yogyakarta. Ya,sekarang aku disana menuntut ilmu yang menjadi bekal masa depanku.

Bersekolah di luar daerah merupakan pengalaman pertamaku,terutama ketika aku haru tinggal diasrama bersama dengan teman - teman dari luar pulau. Meskipun aku di Yogya memiliki seorang kakak tetapi ia tidak tinggal bersamaku. Mempunyai teman yang berbeda sifat, bahasa,suku,agama membuatku semakin lebih mandiri.

Aku bersekolah di sekolah swasta yang tak begitu favorit meski begitu cara mengajar dan lingkungannya sangat berbeda. Disekolahku yang sekarang,aku merasa lebih diperhatikan ketimbang ditempat asalaku. Entah mengapa aku lebih berkembang disini,didik dengan sabar,tekun dan penuh perhatian. Aku merasa senang bisa besekolah disini,meski aku terkadang iri dengan sekolah - sekolah lain yang lebih banyak berfoya - foya. Teman-temanku diasrama banyak yang berasal dari Papua karena mereka mendapat beasiswa dari pemerintah Papua.

Tetapi ada juga yang dari Kalimantan,Jakarta,Riau dan lain - lain. Kami memiliki sifat yang berbeda. Saat pertama kali aku diasrama sempat tak bisa beradaptasi dan menutup diri, Sekitar berberapa bulan aku merasa tertekan karena belum bisa mengenali sifat mereka satu persatu. Sering bertengkar dengan mereka dan berakhir dengan pertemuan bersama diruang biasa kami berkumpul. Selalu setelah masalah selesai saling meminta maaf dan kembali seperti dulu namun masih membekas di hati.

1bulan,2 bulan,3 bulan berlalu dengan cepat ketika aku di asrama. Suka duka kami jalani bersama. Terkadang banyak orang bertanya "ngapain sih di asrama? Emang kamu kuat?" Pertanyaan semacam itu malah membuat aku semakin betah di asrama. Di asrama aku didik mandiri,disiplin dan bertanggung jawab. Memang, tinggal di asrama tak seenak tinggal dikost maupun rumah sendiri. Meski terkadang ingin keluar karena lelah dengan permasalahan yang sebenarnya sepele tetapi menyakitkan.

Aku senang ketika kami selalu akrab dan kompak. Waktu itu ada salah seorang romo mengatakan "anak asrama itu beraninya keroyokan. Kalau sendiri nyalinya ciut" yap apa yang romo itu katakan benar. Kami memang suka  bersama sama. Dan suster kami,suster vera mengatakan kalau di asrama menangis,tertawa,sakit bersama. Ketika salah satu dari kami ada yang sakit,semua langsung turun melihat keadaan. Ya,itulah kami.

Perjalanan hampir 7 bulan di asrama sudah banyak perubahan yang ada padaku. Perubahan yang kualami ketika aku melihat mereka berpakaian,berpenampilan yang sederhana dan tak terlalu memikirkan style yang penting sopan. Meski banyak yang masih terlalu berpenampilan ketik berpergian. Saat di asrama ini aku belajar hemat dan menghargai uang. Tak seperti waktu di tempat anakku yang selalu boros dan menghamburkan uang. Lingkungan sangatlah berpengaruh pada diriku,mudah sekali aku mengikuti tren dan modernisasi masa kini. Aku harus selalu memperbarui diri. Dan kini hanya satu impian dan cita citaku yaitu membahagiakan orang tua karena tanpa mereka aku tak seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar