23 Januari 2014.
Perjalanan di mulai, aku pergi ke sebuah kota. Bukan untuk pindah,melainkan mencari sekolah. Saat ini, aku kelas 3 SMP dan sebentar lagi aku UN. Tidak ada waktu lagi untuk mencari sekolah, apalagi kalau nanti nemku tidak mencukupi. Aku berencana masuk dan mencoba SMA di Jogja. Tujuan awal adalah mencoba dan mencari pengalaman baru. Tetapi, semua itu tiba - tiba berubah. Aku berfikir semua itu adalah pelarian. Ya pelarian, mengapa? aku berfikir orang tuaku mulai tidak menyukaiku. Apa itu hanya sugestiku saja? jawabannya mungkin. Aku berusaha untuk positive thinking. Aku berangkat dari Samarinda pukul 02.30 dini hari, karena aku keberangkatan pertama pukul 07.20.
Dari awal berangkat, aku sudah merasa ada yang aneh. Dimulai dari travel yang kunaiki terlambat, sampai di bandara pesawat hampir take off. Untung saja aku bisa berangkat. Sampai di Jogja pukul 08.15, masih pagi sekali. Lalu, aku melanjutkan perjalanan menuju kost-an kakakku. Memakan waktu yang lama,karena tempatnya cukup jauh. Setelah sampai di kost-an kakakku, aku beristirahat sambil menonton film. Pukul 15.00 aku mau melanjutkan perjalanan ke Muntilan,Jawa Tengah. Saat mau berangkat,tiba - tiba hujan turun, mau tidak mau aku harus segera melanjutkan perjalanan.
1jam di tempuh dari Bantul menuju Muntilan. Tidak sulit menemukan rumah budeku. Selama di Muntilan aku tinggal tinggal di rumah budeku. Setelah beristirahat,mandi dan lain - lain, malamnya aku dan ibuku menunggu kakak sepupu yang mau mengantarkan kartu tes. Hampir 1 jam menunggu ternyata tidak datang juga,akhirnya aku dan ibu pergi ke sekolah yang ku inginkan. SMA Pangudi Luhur Van Lith. Itulah sekolah yang kuinginkan, seluruh siswa SMP di Indonesia berlomba - lomba masuk di SMA itu. Tidak terkecuali aku.Akhirnya aku mendapatkan kartu tes untuk keesokan hari.
Keesokan harinya aku mengikuti tes potensi akademik dan tes mata pelajaran. Banyak siswa yang berasal dari daerah JABODETABEK. Aku mencari - cari dimana aku nanti tes. Ternyata, tidak sulit menemukannya. Aku terkejut melihat temanku Karen dari Timika, Papua ikut tes di SMA Van Lith. Padahal sebelumnnya kami tidak ada komunikasi ataupun janjian. Karen adalah temanku waktu JAMNAS SEKAMI di Bali, tahun lalu. Ia juga tidak menyangkan kalau kami akan bertemu.
Waktu tes dimulai, lumayan gugup dan takut, apalagi bersaing dengan siswa dari daerah lain yang leih berpotensi dibandingkan aku. Tes pertama adalah tes potensi akademik,seperti psikotest. Waktu menunjukkan pukul 07.00 dan kami harus mengerjakan soal - soal hingga jam 13.00. Memakan waktu yang sangat lama,apalagi kami tidak boleh minum,buang air kecil apalagi makan. Orang tua kami di luar cemas, menunggu kami yang belum keluar.
Waktu istirahat tiba. Siswa lain keluar dan langsung makan serta minum, begitu juga aku. Kami semua sangat lapar dan haus termasuk orang tua kami. Orang tua kami tidak makan dan minum demi menunggu kami selesai tes. Waktu untuk istirahat 30menit, waktu yang cukup untuk kami beristirahat dan belajar. Sambil menunggu tes selanjutnya,aku dan Karen serta teman baruku Pipit, melihat - lihat SMA PL Van Lith. Kebetulan ada bazaar dan promosi dari sekolah - sekolah lain, istilahnya seperti cadangan sekolah kalau tidak lulus di Van Lith. Ada 3 sekolah cadangan, yaitu SMA St. Mikael, SMA Sang Timur dan salah satu SMA di Purwekerto. Aku tertarik pada SMA Sang Timur, mengapa? Karena dari 2 sekolah cadangan hanya SMA Sang Timurlah yang 3 jurusan.
Waktu istirahat sudah habis, sekarang masuk ke tes berikutnya, yaitu tes mata pelajaran. Di awal tes mata pelajaran aku sudah tidak berniat mengerjakan soal - soalnya. Aku berfikir kalau aku tidak lolos tes hari pertama. Pukul 17.00 tes berakhir, semua siswa pulang ke penginapan dan rumah masing - masing. Malam harinya pukul 22.00 adalah pengumuman peserta yang lolos tes tadi pagi. Dan, sugestiku tepat. Aku tidak lolos untuk tes hari berikutnya. Cukup kecewa,karena harapan orang tuaku aku di terima.
Keesokan harinya aku kembali ke Van Lith, bukan untuk tes lagi. Melainkan menanyakan soal SMA Sang Timur,yang kebetulan masih di situ. Saat aku lihat brosurnya dan bertanya - tanya, ternyata di Sang Timur ada jurusan Bahasa, terutama B. Jepang. Aku sangat bersemangat dan ingin mencoba masuk di SMA itu. Tanpa basa - basi lagi ibuku langsung mengisi formulir dan meminta agar tesnya dilakukan hari itu juga. Dannnnnnnn ternyata bisa! tetapi aku harus ke Jogja untuk tes di sekolah.
Memakan waktu 1 jam dari Muntilan ke Jogja. Dengan menggunakan bus sampailah aku di terminal transjogja,dari terminal tj aku menggunakan tj 2A dan berhenti di halte dekat rumah sakit Hidayatullah. Setelah sampai di halte tersebut aku dan ibu masih harus menggunakan becak untuk masuk ke dalam sekolah, karena letaknya cukup jauh dari halte tj.
Sampailah aku di SMA Sang Timur. Ternyata, itu tidak hanya SMA melainkan ada SDK juga. Saat masuk di ruang TU, aku cukup gugup. Aku belum ada persiapan belajar sama sekali,saat kutanya apa saja yang di tes ternyata kurang lebih Van Lith. Waduhh, gimana aku belum ada belajar. Ya pasrah aja deh sama Tuhan. Sebelum tes aku bertemu dengan Kepala Sekolah SMA Sang Timur, yaitu Sr. Natalia, PIJ. Belum di tes, suster sudah menunjukkan aku dimana asram putri-_-. Suster bilang 'ayo ikut suster,suster yang akan tes kamu' *plak, suster?. Ternyata sudah ada pengetes dari guru Sang Timur,untunglahh. Aku kira tes pelajaran ternyata hanya tes wawancara, syukurlah.
Satu persatu pertanyaan ditanyakan kepadaku. Setelah selesai tes aku harus menunggu lagi bagaimana hasilnya. Di dalam ruang tes aku membaca koran,yah mengurangi kebosanan. Selang beberapa menit kemudian, lemari di samping aku duduk bergoyang kencang, dan siswa siswi berteriak, aku hanya menggangap itu jailan anak SMA. Ternyata itu adalaha gempa-_- aku tidak menyadarinya,ibuku memanggil manggil aku. Semua guru heran dan bingung,karena selama ini tidak pernh terjadi gempa lagi.
Syukurlah hanya sesaat. Setelah gempa berhenti, ibu dan aku di panggil untuk mengetahui hasilnya. Daaaaannnnn jeng jenggg, aku diterima. Setelah itu ibu mengurus biaya administrasi asrama. Dan aku menunggu lagi-__- tak lama kakakku menelpon,ternyata dia datang juga ke Sang Timur. Dia kaget,heran,dan bingunng, bisa - bisanya aku di terima. Dan tambah membuatnya kaget adalah di Sang Timur ada B.Jepang dan di Sang Timur setiap 2 tahun sekali mengadakan Japanese Festival yang bekerja sama dengan Jakarta.
Aku ingat saat itu dia bilang, "ihh enaknya kamu dek ada dasar bahasa jepang,coba aku" aku hanya tertawa. Aku menceritakan semuanya dan dia heran. Setelah semua selesai, aku makan siang bersama kakakku dan pulang ke Muntilan. Rencananya mau naik transjogja lagi,tetapi sudah pukul 16.00 dan kendaraan sudah tidak ada lagi menuju Muntilan, akhirnya aku dan ibu kembali diantar kakaku dan temannya.
Aku dibonceng teman kakakku dan ibuku bersama kakakku. Sampai di tengah perjalanan hujan turun kami mulai menepi,dan kebetulan di tempat jual oleh - oleh. Kami membeli sedikit oleh - oleh untuk dibawa pulang ke Samarinda. Lalu kami melanjutkan perjalanan lagi, dan lagi - lagi hujan turun. Untung saja bawa jas hujan jadi aku tidak basah.
Sampai juga di Muntilan, kakaku dan temannya langsung berpamitan dan kembali ke Jogja. Keesokan harinya aku berpamitan dengan budeku. Sampai di bandara aku bertemu siswa dari balikpapan,dan dia lolos tes. Ternyata dari balikpapan yang menjadi perwakilan Kaltim di Van Lith.
11.30 aku mendarat di balikpapan dan dijemput oleh ayahku,awalnya dia heran dan tidak setuju aku di terima di Van Lith,tetapi lama kelamaan mau menerima. Kini aku tinggal mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional.
"Apa yang kita inginkan ternyata bukan yang kita butuhkan,tetapi apa yang kita butuhkan itulah yang kita inginkan"
Kak, SMA PL Van Lith itu test mata pelajarannya kaya model UN gitu? Terus soalnya Pilihan Ganda atau apa? Minta info tentang test masuk VL dong. Thanks kak 😁
BalasHapus